Gentra – Buaya merupakan salah satu binantang yang sering dikonotasikan dengan laki-laki yang sering bergonta-ganti pasangan dan tidak setia.
Padahal jika dilihat dari karakteristik hewan reptile satu ini buaya adalah hewan yang memiliki tingkat kesetiaan cukup tinggi.
Buaya adalah binatang yang sangat setia pada pasangannya. Bahkan ketika buaya betina mati, maka buaya jantan tidak akan pernah mencari pasangan lagi.
Buaya hanya memiliki satu pasangan dalam seumur hidupnya, atau dikenal dengan sebutan monogami.
Saat tiba musim kawin, 70 persen reptil ini akan memilih pasangan yang selalu sama, meskipun mereka mempunyai banyak pilihan untuk memilih yang lain.
Bahkan bila sang betinanya mati, mereka lebih memilih menghabiskan sisa hidupnya sendirian.
Namun mengapa orang yang sering gonta ganti pasangan disebut buaya darat?
Sejak tahun 1871 kala itu ada sebuah kisah tentang buaya yang menghilang dari tambak di Songanyit, Jember, Jawa Timur.
Setelah hilang selama tiga bulan, buaya itu justru ditemukan sedang bersama buaya betina. Dari sanalah istilah buaya darat pun mencuat.
Istilah buaya itupun merajalela ke penjuru bangsa, namun berbeda dengan pemahaman soal buaya darat, buaya justru adalah hewan yang paling setia.
Bahkan saat musim bertelur, buaya jantan akan senantiasa menjaga pasangannya dari predator yang kerap mengincar telur mereka.
Sifat setia buaya ini kemudian dijadikan simbol dalam prosesi pernikahan bagi masyarakat Betawi, salah satunya lewat makanan khas roti buaya.
Roti buaya mencerminkan harapan agar pasangan pengantin dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan langgeng hingga maut memisahkan.
Selain itu, buaya juga dipercaya melambangkan kekuatan dalam membangun mahligai rumah tangga.