Banjar – Stroke merupakan sebuah penyakit yang masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Banyak orang yang mempunyai anggapan dan pandangan bila penyakit tersebut hanya menyerang orang yang sudah lanjut usia.
Menanggapi hal itu, Bidang Pelayanan RSUD Kota Banjar Jawa Barat, Adang Permana menyatakan bahwa penyakit tersebut kini tak hanya menyerang orang yang berusia 50 tahun ke atas. Saat ini, menurutnya banyak usia-usia produktif yang justru terserang stroke.
“Usia produktif justru banyak terserang stroke sekarang ini,” ungkap Adang pada Minggu (24/7/2022).
“Mulai usia 25 sampai 30 tahun,” imbuhnya..
Lebih lanjut Adang mengatakan jika trend tersebut selain disebabkan faktor pemicu utama seperti hipertensi dan diabetes juga bisa dikarenakan faktor pengiring seperti beban pikiran yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan terjadinya depresi di kalangan anak muda. Selain itu, penyakit stroke juga bisa menyerang orang-orang yang pernah mengalami benturan keras ataupun terjatuh.
“Stroke adalah suatu penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang mengakibatkan terjadinya kelumpuhan satu sisi baik kelumpuhan kanan atau kiri,” tutur adang.
“Kadang ada juga yang disertai gangguan bicara,” terusnya.
Adang kemudian menjelaskan bila menjaga pola tidur dan pola makan yang sehat dapat meminimalkan risiko seseorang terserang stroke.
Pada kesempatan yang sama, ia pun mengungkapkan bahwa dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terkadang berdampak pada rasa nyeri di beberapa bagian tubuh. Sakit tersebut biasanya dirasakan di sekitar bagian leher, pinggang dan persendian. Adang lantas memberikan beberapa tips agar bisa terhindar dan meminimalkan cedera yang bisa mengakibatkan adanya gangguan fungsional
“Kita harus mengetahui pola bangun, pola duduk, dan pola mengambil benda di sekitar,” kata Adang.
Menurutnya jika seseorang bangun tidur, hal pertama yang mesti dilakukan adalah melakukan peregangan dahulu. Setelah itu bisa mengambil posisi duduk di atas kasur selama 3 menit.
Kemudian ia menyarankan agar mengambil nafas minimal 3 kali melalui hidung dan membuangnya lewat mulut. Terakhir, barulah seseorang dapat berdiri lalu berjalan pelan. Adang menegaskan apabila semua tahapan itu harus dilakukan secara rutin.
“Pola bangun duduk dan pernapasan itu agar tubuh kita sudah siap melakukan aktivitas agar tidak mudah cedera,” ujar Adang.
“Supaya mekanisme organ tubuh kita sudah siap dan rileks saat melakukan aktivitas fungsional,” pungkasnya.