Belajar Sabar dengan Konsep STAR dari Stoisisme

- Penulis

Selasa, 21 Juni 2022 - 20:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nadiem Makarim membaca buku 'Filosofi Teras' Karya Henry Manampiring tentang Stoicisme yang isi bukunya terdapat sebuah konsep mengendalikan emosi dengan konsep STAR, Foto: Instagram @nadiemmakarim

i

Nadiem Makarim membaca buku 'Filosofi Teras' Karya Henry Manampiring tentang Stoicisme yang isi bukunya terdapat sebuah konsep mengendalikan emosi dengan konsep STAR, Foto: Instagram @nadiemmakarim

Dalam menjalankan kehidupan, manusia seringkali dihadapkan dengan berbagai macam persoalan atau kondisi tidak  menyenangkan, salah satu elemen penting yang perlu dilakukan yaitu mengendalikan rasa emosi akibat adanya tuntutan baik dari lingkungan atau tekanan pekerjaan, bahkan misalnya bertemu dengan orang menyebalkan.

Banyak faktor lain yang membuat  seseorang menjadi emosinya tidak stabil bahkan cenderung menjurus ke perasaan kesal dan sulit untuk dikendalikan. Sehingga, tentunya mengendalikan emosi menjadi hal yang penting untuk diketahui.

Salah satu cara mengendalikan emosi  bisa kita baca  di buku karya Henry Manampiring yang berjudul Filosofi Teras. Dalam buku tersebut, dijelaskan salah satunya adalah cara mengendalikan emosimu agar tidak merugikan  orang lain atau diri sendiri.

Tentang Stoisisme Dalam Buku Filosofi Teras

Stoisisme di Indonesia dipopulerkan oleh Henry Manampiring dengan Buku Filosofi Teras yaitu ajaran Stoisisme. Ajaran ini sendiri banyak diterapkan pada jaman Yunani-Romawi kuno. Dulu, ajaran ini digunakan sebagai penguat mental atau mempertanyakan banyak hal dalam hidup salah satunya tentang menghadapi perang fisik yang masih sering terjadi pada zaman itu.

Baca Juga :  Tips Outfit saat lebaran Beserta Aksesorisnya

Saat ini stoisisme masih relevan dengan keadaan zaman sekarang yang melakukan ‘peperangan’ di media sosial seperti banyaknya berita bohong atau hoaks, bullying yang membuat emosi campur. Di sinilah  filosofi teras hadir sebagai salah satu alternatif yang bisa memberimu tips bagaimana cara mengendalikan emosi agar tidak merugikan diri sendiri, bahkan bisa menemukan perspektif berbeda dalam memandang kehidupan.

S-T-A-R (Stop, Think & Assess, Respond)

Lalu, bagaimana cara untuk mengendalikan emosimu menurut filosofi teras. Sebagai dasarnya, filosofi mengajarkanmu untuk menghadapi hal yang di luar kendalimu dengan menerapkan aturan yang pas. Menggantungkan kebahagian pada hal yang di luar kendali adalah sesuatu yang tidak rasional.

Untuk hal tersebut, yang bisa kita lakukan dengan metode S-T-A-R yang merupakan kepanjangan dari Stop,Think & Assess, Respond. Prinsip ini sendiri bisa  di aplikasikan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana caranya?

  • Stop. Pada langkah ini kamu harus membiasakan dirimu untuk berhenti sejenak agar kamu tidak larut dalam emosi negatif yang muncul. Artinya setelah hal yang tidak mengenakkan terjadi padamu, mengeluh tentunya boleh saja, tetapi stop untuk meluapkan segala amarah dan emosimu.
  • Think & assess. Setelah emosi mulai mereda, kita perlu menilai dan berpikir tentang emosi tersebut secara objektif dan rasional. Usahakanlah untuk memisahkan antara fakta dan interpretasi semata. Sehingga, hasil dari penilaian akan jauh lebih objektif.
  • Respond. Hingga yang terakhir masuk pada tahap respond sebagai hasil dari penilaianmu terhadap emosi tadi yang dipikirkan dengan sebaik-baiknya. Respon ini sendiri bisa dalam berbagai bentuk semisal ucapan dan tindakan. Respon yang akan kamu lakukan atas dsar pertimbangan atau tahapan stop, think & assess adalah hasil yang diharakan bisa mengambil tindakan sesuai prinsip bijak, adil, dsn tidak merugikan diri sendiri.
Baca Juga :  KPU Tetapkan Ade Sugianto-Cecep Sebagai Bupati dan Wabup Tasikmalaya Terpilih

Salah satu respon yang bisa kita aplikasikan dengan menggunakan S-T-A-R ini adalah dengan terus berupaya mengingat atau melakukan konsep sederhana ala stoa ini dalam berbagai aspek kehidupan baik di dunia nyata atau juga dunia maya.

Berita Terkait

Atychiphobia, Takut Gagal berlebihan, Berikut Gejala, Penyebab dan Penanganannya
Kabar Baik, Hasil Studi, Berikut Kegiatan Mencegah Risiko Diabetes
Inilah 6 Manfaat Daun Jambu Biji yang Wajib Diketahui Untuk Kesehatan
Berikut 7 Manfaat Berenang, Salahsatunya Bagus Untuk Kesehatan Jantung
Hari Tanpa Tembakau sedunia, WHO Desak Pemerintah Hentikan Subsidi Pertanian Tembakau
Sering Cemas dan  Panik?, Coba Lakukan Teknik Grounding
7 Langkah Cara Mencintai Diri Sendiri, Saat Rasa Percaya Diri Anda Rendah
5 Terapi Strategi Kesehatan Mental Asia
Berita ini 431 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Jumat, 1 Desember 2023 - 13:31 WIB

Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

Jumat, 1 Desember 2023 - 10:37 WIB

Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 15:25 WIB

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Senin, 20 November 2023 - 19:06 WIB

Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik

Kamis, 16 November 2023 - 17:58 WIB

Tim U17 Indonesia Bertekad Tembus 16 Besar

Berita Terbaru

Harun Pria (kanan), Warmini (kiri) Pasangan lansia penjual kandang ayam asal kampung Cimaung Kidul, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.

Sosial

Pilu Pasangan Lansia Penjual Kandang Ayam

Senin, 4 Des 2023 - 17:01 WIB

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB