Garut – Masyarakat Adat Karuhun Urang (AKUR) Sunda Wiwitan yang terletak di Kampung Pasir, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut adalah salah satu komunitas adat di Indonesia yang masih memegang ajaran leluhurnya.
Seperti kepercayaan lainnya, Sunda Wiwitan memiliki ciri khas dalam ajarannya, yaitu memiliki kedekatan yang akrab dengan alam.
Pupuhu Sunda Wiwitan Abah Endan mengatakan, bahwa alam harus bisa dipelihara karena merupakan salah satu anugerah dari Tuhan.
“Intinya, khususnya dari pribadi Abah, umumnya dari masyarakat Akur Sunda Wiwitan memang ini satu alam harus dipertahankan yang bagus-bagusnya, apa alasannya, alam ini yang sudah diciptakan oleh Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Suci, ini satu anugerah yang sudah diberikan kepada kita semua. Alam ini harus dijaga, kalau tidak diurus, dijaga, diselamatkan, mau seperti apa keadaan alam,” katanya kepada gentrapriangan.com, Selasa (22/11/2022).
“Sekarang contohnya, mau di hutan, di sawah, mau dimanapun kita harus bisa menjaga, Karena ini alam diciptakan yang Maha Kuasa sebagai anugerah. Inilah mengapa kita harus bisa menjaga,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan jika manusia harus bisa menjaga alam yang telah memberikan kemudahan untuk kehidupan manusia.
“Menurut ajaran (Sunda Wiwitan), manusia harus bisa berhubungan dengan manusia. Manusia harus berhubungan dengan alam, otomatis manusia berhubungan dengan yang menciptakan (alam), Yang Maha Kuasa, dimana harus betul betul dijaga, karena alam ini yang memberikan hidup ke manusia,” ujarnya.
Abah Endan menyayangkan keadaan alam seperti hutan yang rusak akibat ulah manusia. Alam bisa ganas tergantung yang mengelolanya.
“Sekarang kenyatannya di hutan, di ladang, di sawah dirusak oleh manusia. Contohnya pepohonan, kayu kayu, itu kan dirusak oleh manusia. Apa yang menyebabkan banjir, longsor, nah ini kan karena ga dijaga. Makanya tetap, di ajaran masyarakat akur Sunda Wiwitan ini tidak lebih dari sana. Alam itu bisa ganas, tapi itu juga tergantung kita yang mengelolanya,” tandasnya.
Ia juga memaparkan cara menjaga alam dengan memiliki rasa, sikap sadar diri, dan pasrah.
“Caranya harus bisa memiliki rasa, sadar diri, dan pasrah. Kita selaku manusia yang diciptakan Yang Maha Kuasa, kita dipercaya untuk menjaga alam. Manusia adalah ciptaan yang unggul dan mulia, serta dipercaya oleh Yang Maha Kuasa. Kita sudah diberikan akal dan budi, sehingga memiliki kemampuan untuk memilih antara yang salah dan benar,” tutupnya.