Bedah Film ‘Atas Nama Percaya’, Perkuat Toleransi di Tasikmalaya

- Penulis

Selasa, 4 Februari 2020 - 15:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tasikmalaya – Aliansi Organisasi Bantuan Hukum dan Masyarakat Sipil Tasikmalaya mengadakan nonton bareng dan diskusi film dokumenter ‘Atas Nama Percaya’, di Cafe Bengkel Jajanan, Singaparna, Tasikmalaya, Selasa (4/2/2020).

Film ini mengangkat kisah kelompok penghatat kepercayaan Perjalanan di Jawa Barat dan Marapu di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kedua entitas tersebut mewakili ratusan kelompok penghayat yang tersebat di berbagai wilayah di Indonesia. Film berdurasi sekitar 40 menit itu bercerita tentang stigma, rentetan pasang surut pengakuan negara, serta penerimaan masyarakat pada kelompok penghayat.

“Nobar dan bedah film ‘Atas Nama Percaya’ ini sangat penting untuk dilaksanakan, karena dapat menambah wawasan kita, dan meningkatkan rasa toleransi antar sesama, apalagi di Tasikmalaya juga ada kelompok penghayat seperti Sunda Wiwitan yang masih mengalami tindakan diskriminasi,” Kata Ketua Panitia, Usama Ahmad Rizal.

Film Research Coordinator yang sekaligus Direktur CRCS UGM Dr Samsul Maarif dalam sesi diskusi yang dimoderatori oleh Ketua PC PMII Kab. Tasikmalaya, Zamzam Multazam.

Baca Juga :  Bank Mata Sebut Ada Peningkatan Calon Donor Mata, Salah Satunya di Tasikmalaya

“Agama adalah bentuk konstruksi politik; Salah satu wujudnya adalah pengakuan agama-agama di Indonesia, yang hanya enam jumlahnya. Padahal pengamal kepercayaan di masyarakat Indonesia, mungkin lebih tua dan lebih banyak dari agama yang diakui itu sendiri di Indonesia,” ujar Dr Samsul, dalam pemaparannya.

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan orang dari berbagai latar belakang, ada mahasiswa, aktivis dan advokat.

Ketua Lakpesdam NU Kabupaten Tasikmalaya, menegaskan sikap diskriminatif itu tercipta oleh sejarah.

”Stigmatisasi kepercayaan merupakan PR besar kita bersama, kita diajak tenggelam dalam narasi yang apik. Ini adalah bentuk konstruktif politik kesejarahan,” ujarnya.

Tahun 1952 Departemen Agama mendefinisikan bahwa yang namanya harus memuat beberapa kategori, adanya tuhan, adanya kitab suci dan adanya nabi. Sehingga bisa dikatakan seolah diskriminasi di kita itu diundang-undangkan.

Baca Juga :  Moka Kabupaten Tasikmalaya Siap Berjuang di Moka Jabar 2019

Karena mereka, lanjut Aip, yang selama ini pemegang teguh kepercayaan, terintimidasi dengan adanya sekat-sekat ini.

“Saya pikir solusi terakhir dari semua ini adalah NU, karena NU sedari dulu sudah selesai dalam persoalan ini,” jelasnya.

Narasumber selanjutnya, Asep Abdul Rofik Ketua LBH Ansor Kabupaten Tasikmalaya, mengatakan bahwa keberagaman merupakan sunatulloh.

“Negara kebingungan ketika sudah berbicara intoleransi yang terjadi selama ini” ungkap Asep.

Yang kemudian kata Asep, negara sibuk mengurus hal yang remeh temeh, namun hal-hal yang lebih vital yakni agama belum selesai.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama dengan Ahmadiyah, Lakpesdam NU, LBH Ansor, Gumati Foundation, IMM, PMII, Forum Bhinneka Tunggal Ika dan POSBAKUM.

Berita Terkait

Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram
Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga
Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik
Ribuan Umat Lintas Agama di Tasikmalaya Bersatu Bela Palestina
Upaya Penyegaran Bupati Tasikmalaya Rotasi 10 Pejabat Eselon II
Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Tertibkan Ribuan APS
Musim Pancaroba Dinkes Kota Tasikmalaya Imbau Masyarakat Giatkan PSN
Bawaslu Kota Tasikmalaya Ingatkan Caleg Tak Kampanye Sebelum Waktunya
Berita ini 47 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Jumat, 1 Desember 2023 - 13:31 WIB

Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

Jumat, 1 Desember 2023 - 10:37 WIB

Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 15:25 WIB

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Senin, 20 November 2023 - 19:06 WIB

Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik

Kamis, 16 November 2023 - 17:58 WIB

Tim U17 Indonesia Bertekad Tembus 16 Besar

Berita Terbaru

Harun Pria (kanan), Warmini (kiri) Pasangan lansia penjual kandang ayam asal kampung Cimaung Kidul, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.

Sosial

Pilu Pasangan Lansia Penjual Kandang Ayam

Senin, 4 Des 2023 - 17:01 WIB

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB