Gentra – Salat Tarawih merupakan salat sunah yang khusus hanya pada bulan Ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab dapat berarti waktu sesaat untuk istirahat. Waktu pelaksanaan salat sunah ini adalah selepas salat Isya dan biasanya secara berjamaah di masjid. Menjalankan rangkaian ibadah pada bulan ramadhan tentu adalah hal yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Lantas bagaimana jika bacaan imam cepat saat tarawih, sah Atau tidak?
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap amalan baik yang dikerjakan pada bulan ramadhan dengan niat tulus dan ikhlas mendapat pahala berlipat ganda. Mengenai pelaksanaan shalat tarawih dengan bacaan imam cepat di beberapa daerah Indonesia terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan sah dan ada juga yang mengatakan tidak.
Lantas bagaimana sebenarnya hukum pelaksanaan shalat tarawih dengan bacaan imam cepat dalam islam ? simak penjelasannya.
Salat tarawih yang dilakukan dengan bacan iman yang cepat bisa saja dilakukan bila memahami aturan yang tertera dalam madzhab islam.
Shalat Sah Baik Lambat ataupun Cepat
Dahulu, para ulama pun shalat ratusan, bahkan ribuan rakaat hanya dalam satu malam. Selama syarat dan rukun sholat terpenuhi dengan baik, maka shalat apapun hukumnya sah secara fiqh, baik sholat cepat maupun lambat.
Adapun soal maqbul atau tidak oleh Allah SWT, itu hak prerogratif Allah untuk menerima atau sebaliknya.
Memang, seringkali sholat cepat mengabaikan salah satu rukun daripada sholat. Namun, pada dasarnya pengabaian terhadap bagian dari rukun sholat itu bukan masalah cepat atau lambatnya sholat, tetapi kebanyakan karena kurang memahami terhadap rukun (fardlu) sholat.
Di dalam shalat, rukun (fardlu) yang bersifat qauliyah, antara lain takbiratul ihram, surah al-Fatihah, tasyahud dan shalawat dalam tasyahud, serta salam. Adapun bacaan lainnya termasuk daripada sunnah-sunnah sholat yang tidak akan menyebabkan shalat tidak sah atau batal bila meninggalkannya.
Mengenai shalat Tarawih ini, memang ada yg menikmatinya dengan lantunan ayat dengan tartil dan ada juga juga yang cepat namun juga khidmat, serta tetap melaksanakan rukun sholat dan tidak melakukan apa yang dapat membatalkan sholat.
Hal yang membedakan di antara keduanya adalah bacaan ayat setelah Al Fatihah dan kadar tumaninah. Membaca surat Al-Fatihah merupakan rukun dalam sholat, tidak boleh ditinggalkan atau digantikan dengan bacaan surat lain. Hadis menjelaskan: “Tidak salat kecuali dengan surah Al-Fatihah”
Sedangkan tumaninah adalah berhenti sejenak setelah bergerak, lamanya sekadar membaca tasbih (subhanallah). Kira-kira 1 detik atau tidak sampai 1 detik. Tumaninah wajib dalam setiap gerakan rukun sholat. Karena tidak sah bagi yang tidak tumaninah dalam salatnya.
Adapun dengan bacaan ruku’, i’tidal dan duduk antara dua sujud adalah sunnah. Shalat tarawih dengan bacaan imam cepat dengan tidak meninggalkan satupun dari syarat dan rukun sholat adalah sah.
Adapun yang sering menjadi kelalaian dalam sholat yang cepat adalah kurang benarnya bacaan surat Al-Fatihah dan tumaninah itu sendiri.