Atasi Hipotermia Dengan Disetubuhi, Benarkah? Ini Kata Basarnas

- Penulis

Selasa, 23 Juli 2019 - 18:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GentraPriangan.com – Baru-baru ini, jagad media diramaikan oleh peristiwa seorang laki-laki yang diminta menyetubuhi pendaki wanita pengidap hipotermia. Hal tersebut didasari oleh informasi yang beredar di jejaring internet, bahwa dalam kondisi darurat, skin to skin untuk menangani hipotermia adalah dengan cara disetubuhi.

Mengonfirmasi hal tersebut, Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (BASARNAS), Suhri Sinaga, pun turut angkat suara saat ditemui Kompas.com pada Senin (22/07/2019).

Saat ini, banyak hal yang sebenarnya salah tapi karena sering dilakukan akhirnya menjadi pembenaran.

Sinaga menegaskan, “Menghangatkan tubuh seseorang yang mengalami hipotermia dengan cara disetubuhi adalah hal yang sangat keliru. Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaiannya (apabila basah) dan memakai selimut saja.”

Adapun metode skin to skin yang dianjurkan adalah kulit bersentuhan dengan kulit, misalnya dengan saling berpelukan di dalam sleeping bag untuk mengembalikan suhu badan ke angka normal. Sinaga mengatakan, cara lain yang dapat dilakukan selain mengganti pakaian yang basah adalah berpelukan di dalam sleeping bag antara sesama gender.

“Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke. Laki-laki dengan laki-laku, itu oke. Pasangan suami-istri juga oke. Bukan, laki-perempuan terus disetubuhi,” jelas Sinaga.

Baca Juga :  Guna Menciptakan Pertanian Maju dan Mandiri, Jabar Gagas Petani Millenial

Penderita hipotermia ditandai dengan tubuh yang kaku. Tubuh kaku ini dicirikan dengan mengatupnya mulut korban.

“Akan tetapi, jika korban sanggup membuka mulut dan merespons makanan, pendaki lain bisa memberikan makanan atau minuman hangat untuk membantu mengembalikan panas tubuh korban,” tuturnya.

Kepada para pendaki, Sinaga juga memberikan imbauan. Ia mengingatkan agar membawa persediaan pakaian kering untuk mengantisipasi jika mengalami hipotermia dalam perjalanan.

Dikutip dari laman phinemo.com, berikut cara mengatasi hipotermia apabila sudah menyerang pendaki.

Pada korban yang sadarkan diri:
1. Bawa masuk ke dalam tenda agar korban terhindar dari hembusan angin.

2. Ganti baju basah dengan pakaian kering. Bantulah korban dengan mengganti baju. Itu menjadi alasan kenapa setidaknya harus ada dua wanita ikut dalam pendakian.

3. Berilah minuman hangat. Minuman yang membantu tubuh lebih hangat, seperti miuman jahe.

4. Beri makanan berkalori tinggi. Untuk kondisi darurat, pastikan Anda membawa makanan ringan manis yang cepat mengenyangkan, seperti coklat atau makanan yang berkalori tinggi lainnya.

Baca Juga :  Love Bombing yang Harus Kamu Tau, Hingga Bahayanya

5. Hangatkan badan korban. Cara ini bisa dilakukan dengan mengenakan beragam penghangat tubuh, seperti penutup kepala, jaket, kaos kaki, celana hangat, dan sleeping bag.

6. Jika memungkinkan, buatlah api di luar tenda, dan arahkan panas apinya ke dalam tenda.

Pada korban yang tidak sadarkan diri:

1. Bawa ke dalam tenda. Tujuannya untuk menjaga dari angin yang berhembus, tenda juga adalah tempat yang cukup hangat ketika berada di alam bebas.

2. Ganti baju basah secara perlahan. Penggantian baju dilakukan dengan perlahan, pastikan tidak terburu-buru.

3. Masukan ke dalam sleeping bag. Untuk menjaga panas tubuh yang tersisa tidak mudah lepas begitu saja.

4. Berbagi panas tubuh. Bisa dilakukan dengan cara memegang tangan atau memeluknya. Panas tubuh akan mudah berpindah ketika menempel ke tubuh lainya (kulit ketemu kulit).
Pastikan Anda mengetahui etikanya ketika melakukan hal ini.

5. Sadarkan korban. Cara menyadarkannya bisa dengan menepuk-nepuk pipi atau dengan memanggil namanya. Ketika korban sudah sadar, Anda bisa melakukan langkah penanganan korban hipotermia ketika sadar.

Berita Terkait

Atychiphobia, Takut Gagal berlebihan, Berikut Gejala, Penyebab dan Penanganannya
Kabar Baik, Hasil Studi, Berikut Kegiatan Mencegah Risiko Diabetes
Inilah 6 Manfaat Daun Jambu Biji yang Wajib Diketahui Untuk Kesehatan
Berikut 7 Manfaat Berenang, Salahsatunya Bagus Untuk Kesehatan Jantung
Hari Tanpa Tembakau sedunia, WHO Desak Pemerintah Hentikan Subsidi Pertanian Tembakau
Sering Cemas dan  Panik?, Coba Lakukan Teknik Grounding
7 Langkah Cara Mencintai Diri Sendiri, Saat Rasa Percaya Diri Anda Rendah
5 Terapi Strategi Kesehatan Mental Asia
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Jumat, 1 Desember 2023 - 10:37 WIB

Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter

Kamis, 30 November 2023 - 20:18 WIB

Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Minggu, 19 November 2023 - 05:20 WIB

IPNU Jabar Siap Awasi Pemilu 2024

Senin, 13 November 2023 - 21:48 WIB

Bantuan El Nino, Pemerintah Pusat Alokasikan Bantuan Beras

Senin, 13 November 2023 - 21:37 WIB

Ketahanan Pangan; 200 Ton Beras Tersedia untuk Masyarakat

Berita Terbaru

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB

Baliho Ganjar-Mahfud di Garut diduga dirusak (Foto: GentraPriangan)

Berita

Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut

Kamis, 30 Nov 2023 - 20:18 WIB