Tasikmalaya – Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Seperti halnya yang dirasakan oleh sejumlah pengrajin payung geulis di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat yang nasibnya kian tak menentu.
Payung geulis merupakan salah satu komoditi produk unggulan khas Tasikmalaya yang berada di Panyingkiran Kec. Indihiang Kota Tasikmalaya. Wilayah pemasarannya sudah melanglang buana, bukan hanya tingkat nasional tetapi sudah menjadi produk ciri khas yang menembus kancah internasional.
Sebelum adanya pandemi covid19 ekonomi kreatif ini menjadi primadona wisatawan yang datang ke Kota Tasikmalaya. Dari berbagai kota di Indonesia bahkan mancanegara seperti Singarpura, Malaysia, Belanda, German dan di beberapa Negara lainnya.
Semenjak pandemi wisatawan datang ke Tasikmalaya baik lokal maupun mancanegara menurun drastis. Kondisi ini terjadi semenjak mulai diterapkan nya lock down kemudian PSBB hingga sampai PPKM Darurat. Keadaan tersebut lantas mempengaruhi penjualan payung geulis secara signifikan. Para pengrajin perlahan beralih profesi untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Angga selaku Ketua Kompepar Payung Geulis mengatakan, sejak delapan bulan home industri payung gelis ini puasa.
“Terus ada beberapa orderan yang cancel hampir 600 payung. Hingga pada akhirnya teman teman penggiat payung geulis ini merasa kesulitan dari mulai produksi hingga membayar upah pekerja, sehingga banyak para pengrajin yang berganti profesi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya” ungkap Angga kepada kami pada selasa (27/07/21).
Terkait dari perhatian dari pemerintah Angga mengakui belum ada perhatian khusus,
“Hanya untuk pendataan saja. Terutama bantuan modal yang butuhkan saat ini karena banyak pengrajing yang modal untuk payung geulis ini terkikis dipakai untuk kebutuhan hidupnya” ucap Angga.
Angga menambahkan pihkanya amat mengharapkan perhatib yang lebih dari pemerintah kepada para pengrajin payung geulis Kemudian tidak membuat kebijakan yang membuat penjualan menurun drastis.
“Setelah kami puasa beberapa bulan kebelakang untuk memulai membuka usaha lagi, kami harapkan pemerintah tidak membuat kebijakan yang aneh-aneh, Karena payung geulis ini adalah ciri khas tasik yang harus dilestarikan. Kalau pengrajin ini sudah hilang nanti bagaimana menjelaskan ke regenerasi anak cucu kita mau mengenal payung geulis ini yang menjadi logo ikonik Kota Tasikmalaya” tutup Angga.