Akibat Cuaca Buruk Dan Pasokan Kurang, Harga Cabai Di Pasar Guntur Garut Naik

- Penulis

Sabtu, 11 Januari 2020 - 06:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut – Harga cabai di Pasar Guntur Ciawitali, Garut mengalami kenaikan di awal 2020. Faktor cuaca menjadi penyebab utama kenaikan harga cabai dan sejumlah sayuran lainnya.

Harga beberapa jenis cabai yang dijual di Pasar Induk Guntur Kabupaten Garut, Jawa Barat, melonjak naik dari harga biasanya. Hal itu diakibatkan berkurangnya pasokan cabai dari petani lokal maupun luar Garut sejak awal tahun 2020, sementara permintaan pasar meningkat.

Hal ini pula di benarkan oleh Mamah ai, salah satu pedagang sayur di Pasar Induk Guntur.

“Rata-rata beberapa jenis cabai naik dari harga biasanya, ini sudah terjadi sekitar lima hari yang lalu,” katanya saat di konfirmasi di Pasar Induk Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu(11/1/2020).

Baca Juga :  26 Kios Kios Terbakar di Pasar Guntur Garut

Ia menyebutkan, harga cabai yang langsung melonjak tinggi kenaikannya yaitu cabai inul dari semula Rp 30 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram sejak beberapa hari lalu.

“Semula cabai inul hanya Rp 30 ribu per kilo, sekarang harganya naik 100 persen jadi Rp 60 ribu”, ujarnya

Jenis cabai lainnya, kata dia, seperti cabai rawit merah dari semula Rp 20 ribu sekarang mencapai Rp 45 ribu, bahkan pernah menembus angka jual Rp 50 ribu per kilogram.

Sedangkan cabai merah besar, kenaikannya tidak terlalu tinggi dari semula Rp 20 ribu menjadi Rp 37 ribu per kilogram.

“Kalau cabai merah besar kenaikannya tidak terlalu tinggi dari Rp 20 ribu jadi Rp 37 ribu,” katanya.

Ia menambahkan, jenis sayuran lainnya seperti bawang merah dari harga normal Rp15 ribu saat ini mencapai Rp 30 ribu per kilogram, kemudian kentang dari Rp 11 ribu menjadi Rp 15 ribu per kilogram.

Menurut Mamah Ai, kenaikan ini disebabkan oleh pasokan dari petani berkurang karena belum memasuki musim panen, akibatnya stok untuk kebutuhan Pasar Induk Guntur menjadi berkurang.

“Stok memang ada, tapi tidak terlalu banyak, setiap kali dikirim barang langsung habis, padahal biasanya bisa untuk dijual selama dua hari,” ujarnya.

Berita Terkait

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan
Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram
Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter
Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut
Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter
Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga
Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama
Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Jumat, 1 Desember 2023 - 10:37 WIB

Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter

Kamis, 30 November 2023 - 20:18 WIB

Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Minggu, 19 November 2023 - 05:20 WIB

IPNU Jabar Siap Awasi Pemilu 2024

Senin, 13 November 2023 - 21:48 WIB

Bantuan El Nino, Pemerintah Pusat Alokasikan Bantuan Beras

Senin, 13 November 2023 - 21:37 WIB

Ketahanan Pangan; 200 Ton Beras Tersedia untuk Masyarakat

Berita Terbaru

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB

Baliho Ganjar-Mahfud di Garut diduga dirusak (Foto: GentraPriangan)

Berita

Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut

Kamis, 30 Nov 2023 - 20:18 WIB