Adu Kaleci Permainan Yang Sudah Mulai Hilang

- Penulis

Jumat, 9 Desember 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adu kaleci, permainan anak anak zaman dulu. Foto: Fajar/GentraPriangan

i

Adu kaleci, permainan anak anak zaman dulu. Foto: Fajar/GentraPriangan

Garut – Perkembangan teknologi berdampak terhadap perubahan yang terjadi pada setiap lini kehidupan, termasuk hiburan permainan bagi anak-anak.

Adu kelereng, permainan yang 10 tahun lalu menjadi dambaan anak-anak desa hingga kota, kini mulai hilang dan sirna di mainkan generasi muda.

Kelereng sudah ada sejak ribuan tahun lalu, para ilmuwan telah menemukan satu set bola kecil dengan warna yang beragam di Mesir, tepatnya di makam piramida yang diprediksi telah terpendam sekitar 3.000 SM di Nagada, penemuan lainnya ditemukan di Yunani, Romawi, Amerika Serikat, bahkan menyebar ke Indonesia.

Baca Juga :  Dewan Pers Ingatkan Peran Media Dalam Pemilu 2024

Permainan kelereng ini dimainkan oleh dua sampai sepuluh orang yang masing-masing memiliki satu kelereng sebagai kojo (pegangan utama).

Permainan ini dimainkan dengan cara di arahkan dengan telunjuk atau jari tengah tangan kepada kelereng lawan, jika kena maka kita dinyatakan menang dalam pertandingan.

Di Garut sendiri, permainan ini biasa dimainkan dengan berbagai macam gaya. Ada yang bermain dengan gaya lingkar atau kalang, ada juga yang bermain dengan gaya pantul.

Jika permainan gaya lingkar atau kalang, biasanya kita harus bisa memecahkan beberapa tumpukan kelereng yang ada di dalam lingkaran tersebut, setelah itu barulah kita bisa mengarahkan kelereng kepada lawan.

Baca Juga :  Pokdarwis Desa Taraju Diapresiasi Menparekraf

Kemudian gaya yang lain yaitu pantul, gaya ini biasanya dimainkan dengan cara dipantulkan terlebih dahulu ke tembok, kemudian yang paling jauh adalah yang pertama menembak kelereng.

Berbeda dengan lingkar, gaya pantul bisa langsung mengarahkan kelereng kepada lawan tanpa harus memecahkan dulu kelereng di kalang (lingkar).

Biasanya bagi yang kalah harus membayar hukuman berupa membagikan beberapa kelerengnya sesuai dengan perjanjian, kepada orang yang berhasil mengenai kelenteng.

Berita Terkait

Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring, Mahasiswa KKN Kelompok 28 Uninus
Akses Jalan Singaparna Menuju Cigalontang Putus Akibat Banjir
Citimall Garut Perkenalkan Tenant Nasional Baru, KKV Siap Manjakan Pengunjung
Siswi SMK Maarif NU Bandung Raih Juara 2 Deklamasi Puisi Bahasa Prancis
Diusung Santri dan Jaringan Masyarakat Sipil, Andi Ibnu Hadi Mantap Maju Pilwalkot Tasikmalaya
Terinspirasi Perjuangan Kartini, Tsoht Rilis Single Terbaru
Masa Akhir Tahapan Pemilu 2024, Panwascam Cibiuk Gelar Press Release Hasil Kerja Pengawasan
Cek Kelayakan Kendaraan Dilakukan Petugas Antisipasi Kecelakaan
Berita ini 77 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 27 Agustus 2024 - 21:18 WIB

Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring, Mahasiswa KKN Kelompok 28 Uninus

Kamis, 13 Juni 2024 - 01:42 WIB

Akses Jalan Singaparna Menuju Cigalontang Putus Akibat Banjir

Jumat, 7 Juni 2024 - 16:39 WIB

Citimall Garut Perkenalkan Tenant Nasional Baru, KKV Siap Manjakan Pengunjung

Jumat, 3 Mei 2024 - 18:21 WIB

Siswi SMK Maarif NU Bandung Raih Juara 2 Deklamasi Puisi Bahasa Prancis

Minggu, 21 April 2024 - 16:40 WIB

Terinspirasi Perjuangan Kartini, Tsoht Rilis Single Terbaru

Berita Terbaru

Tugu Tugu di Kota Tasikmalaya (Foto: Istimewa)

Cek Fakta

Menelusuri Jejak Sejarah Lewat Tugu Ikonik Tasikmalaya

Minggu, 7 Jul 2024 - 10:17 WIB