Garut – Empat tahun yang lalu, tepatnya pada 20 September 2016, peristiwa banjir bandang Garut menimbulkan rasa trauma serta penderitaan bagi orang yang kehilangan anggota keluarganya. Salah satunya di rasakan oleh Asep Mahrom.
Peristiwa Empat Tahun lalu itu masih teringat dalam kepala Asep Mahrom, pria asal Leuwi Daun yang kehilangan 7 Anggota keluarganya akibat peristiwa banjir bandang Sungai Cimanuk Garut.
“Peristiwa banjir bandang cimanuk masih teringat dalam kepala saya, karena akibat peristiwa tersebut saya kehilangan 7 anggota keluarga termasuk Ibu, dua orang kaka dan 4 keponokan saya meninggal dunia”, ujarnya saat di hubungi gentrapriangan.com, Minggu, (20/9/2020.)
Kejadian banjir bandang di Garut ini terjadi ketika malam hari, warga yang tinggal di bantaran sungai cimanuk pun rumahnya rata tersapu oleh gelombang banjir.
Asep menjelaskan, rumah warga yang berada di bantaran sungai cimanuk dan salah satunya di lapang paris rata tersapu oleh gelombang banjir.
“Saat kejadian banjir bandang saya sedang berada di leuwi daun dan ketika kurang lebih jam 12 malam saya cek ke lokasi lapang paria tempat keluarga saya tinggal, rumah rumah disana sudah rata,” jelasnya.
Asep menambahkan, pada saat itu suasana sangat mencekam dan banyak warga yang histeris meminta pertolongan.
“saat kejadian tersebut keadaan sangat histeris suara minta tolong dan banyak orang yang kesana kemari mencari bantuan”, pungkasnya.