Garut – Masalah stunting di Kabupaten Garut berada di angka 15,6%, dengan catatan sebanyak 32 Ribu anak alami masalah kesehatan stunting.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, dr Leli Yuliani. Ia memaparkan jika sebanyak 32 ribu anak di kabupaten Garut alami Stunting.
Meski demikian, pihaknya mengaku sudah melakukan intervensi terhadap anak usia diatas 6 bulan ke atas dan di bawah 2 tahun sebanyak 7.200 anak.
Ia menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) atas diselenggarakannya Pelantikan Kader Muda Sehat dengan tema “Aku Pemuda, Muda Sehat Mengabdi dan Menginspirasi” yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Minggu (22/1/2023).
Menurut Leli, program dari IA ITB ini sangat membantu program pemerintah, terutama program Dinkes Garut dalam menangani Stunting.
“Tapi memang kita harus melibatkan berbagai unsur termasuk unsur anak-anak muda ini ya harus betul betul kita libatkan, karena mereka biasanya lebih aktif di lapangan, kemudian juga biasanya lebih bisa melahirkan inovasi-inovasi yang nanti bisa memberikan masukan kepada kita,” ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Garut masih terus gencar menekan angka stunting melalui program TOSS, Temukan, Obati, Sayangi, balita Stunting.
dr. Leli menerangkan, bahwa pihaknya terus melakukan penimbangan ulang dan memberikan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa susu dan telur, serta pangan lokal bagi balita stunting.
“Jadi bagaimana mengajak remaja-remaja untuk mengkonsumsi vitamin tablet tambah darah, kemudian biasa mengkonsumsi makanan bergizi, kemudian ibu-ibu yang sedang hamil juga harus sangat diperhatikan makanannya, diberikan edukasi, kemudian terkait pola asuh juga harus diberikan penjelasan seperti itu,” terangnya.